B. Arab

Pertanyaan

Pengertian,ciri-ciri,syarat,macam-macam Mubtada Khobar

1 Jawaban

  • Pada tulisan ini kita akan membahas tentang materi bahasa arab selanjutnya yaitu mubtada dan khabar. Mubtada dan khabar adalah salah satu kaidah bahasa arab yang sangat penting untuk dipahami seperti halnya kaidah-kaidah lainnya seperti fa’il na’ibul fail dan lain-lain. Selain itu, susunan mubtada dan khabar juga biasa digunakan ketika akan memulai sebuah kalimat bahasa arab.

    Secara bahasa, mubtada berarti “permulaan” sedangkan khabar berarti “berita”. Sedangkan pengertian mubtada dan khabar menurut pengertian ilmu nahwu adalah sebagai berikut :

    Mubtada & Khabar

    Mubatda

    Mubatada adalah isim marfu’ (yang i’rabnya dirafa’kan) dimana ia terbebas dari amil (faktor atau yang mengharuskan seuatu) lafdzi. ‘Amil itu sendiri ada 2 macam, yaitu amil afdzi dan amil maknawi. Amil lafdzi ialah amil yang bisa diucapkan dengan lisan dan nampak terlihat lafadznya, sedangkan ‘amil maknawi ialah kebalikan dari amil lafdzi tadi.

    Contoh :

    زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri

    Yang menjadi contoh mubtadanya adalah kata zaid, dimana i’rabnya dirafa’kan dengan ibtida (permulaan), dan tanda rafa’nya adalah dhammah karena isim mufrad, Lihat : Lafadz Yang Dirafa’kan Menggunakan Dhammah, Sedangkan lafadz قَئِمٌ ia menjadi khabarnya.

    Pembagian Mubtada

    Mubatada terbagi menjadi dua bagian yaitu mubtada isim zhahir dan mubtada isim dhamir. Untuk penjelasan isim zhahir sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya pada bab fa’il, lihat disini : Pengertian Fa’il

    Contoh

    زَيْدٌ قَائِمٌ = Zaid berdiri

    Kata zaid adalah isim zhahir (nampak wujudnya).

    Sedangkan mubtada isim dhamir adalah mubtada yang terdiri atas isim dhamir yang jumlahnya ada 12, yaitu :

    اَنَا – نَحْنُ – اَنْتَ – اَنْتِ – اَنْتُمَا – اَنْتُمْ – اَنْتُنَّ – هُوَ – هِىَ – هُمَا – هُمْ – هُنَّ

    Contoh :

    اَنَا قَئِمٌ = Saya berdiri

    نَحْنُ قَئِمُوْنَ = Kita berdiri

    dst….

    Khabar

    Khabar ialah isism marfu (yang i’rabnya dirafa’kan) dimana ia selalu disandarkan pada mubtada tadi, tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang merafa’kan khabar tersebut.



    Read more: https://adinawas.com/pengertian-mubtada-dan-khabar.html#ixzz56CBf1eQF

Pertanyaan Lainnya