kondisi pendidikan pada masa kerajaan islam
IPS
liana216
Pertanyaan
kondisi pendidikan pada masa kerajaan islam
1 Jawaban
-
1. Jawaban HajarPramesti
Dilihat dari segi wilayahnya, kerajaan Islam di Indonesia ada yang berdiri di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi. Masing-masing kerajaan Islam tersebut disamping memiliki keunggulan juga memiliki kesamaan dalam menggunakan pendidikan dalam arti yang luas untuk menyiarkan ajararan Islam. Sejarah mencatat tentang adanya saluran yang digunakan dalam menyalurkan agama Islam sebagai berikut.
Pertama, melalui jalur perdagangan. Saluran Islamisasi melalui perdaganganĀ pada abad ke 7 hingga 16 MĀ ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan. Dibeberapa tempat, penguasa-penguasa jawa yang menjabat sebagai bupati Majapahit banyak yang masuk Islam, salah satu faktor penyebabnya adalah hubungan ekonomi dengan pedagang muslim. Dalam perkembangan selanjutnya mereka mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat tinggalnya.[2]
Kedua, melalui jalur pernikahan. Islamisasi melalui jalur pernikahan dianggap menguntungkan, terutama apabila terjadi antara saudagar muslim dan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati. Melalui dukungan raja, adipati atau bangsawan, proses Islamisasi semakin berjalan dengan lancar dan efektif. Keadaan ini dapat dicontohkan dengan perkawinan antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyi ageng Manila, Sunan Gunung jati dengan puteri Kawunganten, serta Brawijaya dengan putri Campa yang menurunkan Raden Patah raja pertama kerajaan Demak.
Ketiga, melalui saluran pendidikan. Islamisasi melalui pendidikan termasuk yang paling efektif, terprogram dan berlanjut sampai sekarang. Pesantren atau lembaga pendidikan lainnya yang didirikan oleh ulama-ulama merupakan salah satu saluran terjadinya proses Islamisasi. Contohnya seperti pesantren yang berdiri di Ampel Denta Surabaya misalnya terdapat pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel), dan di Giri juga terdapat pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Para alumni pesantren Giri ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan agama Islam. Selanjutnya di Aceh, proses Islamisasi menggunaka Meunasah (berasal dari kata Madrasah), Dayah (berasal dari kata Zawiah), dan Rangkang. Demikian pula di Sumatera Barat dijumpai adanya Surau yang digunakan sebagai tempat menyalurkan ajaran Islam.
Keempat, melalui saluran politik. Islamnya seorang raja dan kebijakan yang dikeluarkannya tentang agama yang dianutnya menjadi daya tarik bagi rakyatnya untuk memeluk agama Islam. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah itu. Disamping itu, kemenangan kerajaan Islam yang memerangi raja-raja non muslim demi kepentingan dakwah Islamiyah, secara politik banyak menarik penduduk kerajaan non Islam itu masuk Islam.
Kelima, melalui saluran kesenian. Diantara saluran kesenian yang digunakan adalah wayang. Sejarah misalnya mencatat, Sunan Kalijaga termasuk tokoh yang pandai memainkan wayang. Dalam setiap pertunjukannya, beliau tidak meminta upah berupa materi, melainkan meminta para penontonnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pertanda proses awal masuknya Islam.
Adanya berbagai saluran proses islamisasi sebagaimana tersebut di atas memperlihatkan dengan jelas, bahwa penyebaran dan pengembangan ajaran Islam membutuhkan semua lapisan masyarakat dan semua bidang keahlian. Selain membutuhkan para ahli dakwah dan pendidikan, proses islamisasi juga membutuhkan dukungan para ekonom, pedagang, budayawan, seniman, politikus, pejabat pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, kenyataan tersebut juga menunjukkan, bahwa Islam adalah sebuah agama yang dapat beradaptasi dan berinteraksi merupakan seluruh aspek kehidupan dalam masyarakat. Dengan dasar ini, maka kerja sama yang erat antara berbagai komponen dan keahlian dalam masyarakat dalam rangka memajukan Islam merupakan hal yang perlu dilakukan