Tidak mudah membiasakan masyarakat menerima perubahan, apalagi jika perubahan itu terlalu sering dan dirasakan memberatkan. Itulah yang sekarang terjadi dengan

Tidak mudah membiasakan masyarakat menerima perubahan, apalagi jika perubahan itu terlalu sering dan dirasakan memberatkan. Itulah yang sekarang terjadi dengan harga bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah kembali menaikkan harga BBM beberapa waktu lalu sebesar Rp. 500.00,- per liter sehingga harga premium menjadi Rp. 7.400.00,- per liter dari sebelumnya Rp. 6.900.00,- dan solar menjadi Rp. 6.900.00,- dari Rp. 6.400.00,-. Kenaikan ini tentu saja menuai protes. Reaksi ini berbeda ketika harga BBM diturunkan. BBM yang mengikuti pergerakan harga minyak dunia, mau tidak mau akan mengikuti fluktuasi yang terjadi. Ketika ikut turun, tentu sebagian besar masyarakat menyambut gembira. Giliran harga minyak harus naik, ternyata masyarakat tidak terkenan. Padahal perubahan mengikuti harga pasar ini sebenarnya bisa lebih efektif menekan keresahan dibandingkan cara penetapan harga dahulu.
Pandangan penulis sesuai paragraf tersebut adalah ...
A. Masyarakat menginginkan harga minyak dunia stabil.
B. Masyarakat sulit menerima fluktuasi harga minyak dunia.
C. Harga minyak dalam negeri selalu naik mengikuti harga minyak dunia.
D. Masyarakat mudah menerima perubahan asal menggunakan pendekatan yang tepat.
E. Pemerintah harus menyubsidi harga BBM agar tidak terjadi kenaikan.