B. Indonesia

Pertanyaan

ada yang punya naskah drama negosiasi 5 orang?

1 Jawaban

  • Suatu hari, Arbi bertemu dengan Petrus yang sudah lama tidak berjumpa. Ternyata mereka ingin mencari rumah sewa untuk ditinggalinya. Akhirnya mereka mencari rumah sewa bersama-sama ke sebuah daerah.

    Arbi : “Petrus?”
    Petrus : “Apakah kau Arbi?”
    Arbi : “Iya, Wah kita bertemu kembali Sob! Apa kabar?”
    Petrus : “Wah luar biasa baik. Kau sendiri?”
    Arbi : “Baik Sob.”
    Petrus : “Lagi mau ngapain nih?”
    Arbi : “Mencari rumah sewa Pet, untukku tinggali. Kau sendiri?”
    Petrus : “Wah, kita sama Bi.”
    Arbi : “Bagaimana kalau kita mencari bersama-sama?”
    Petrus : “Ide cemerlang. Ayo!”

    Mereka mencari rumah sewa dengan bertanya-tanya ke warga setempat.


    Arbi : “Selamat siang menjelang sore,Tante.”
    Fitri : “Enak aja manggil tante, panggil kakak aja biar kesannya lebih muda hehehe.”
    Petrus : “Iya kakak.”
    Arbi : “Kak, Saya numpang tanya. Di daerah sini masih ada rumah sewa yang harganya cocok untuk anak muda ngga, Kak?”
    Petrus : ‘Iya Kak, maksudnya kost-kostan gitu.”
    Fitri : “Oh, kalian mau mencari kost-kostan. Coba kalian berdua kesana kemarin sepertinya ada yang kosong.” (sambil menunjuk kesuatu rumah)
    Arbi dan Petrus : “Baiklah. Terima kasih Tante… maksud kita Kakak.”
    Setelah menanyakan ke salah seorang warga, mereka diberi tahu bahwa ada sebuah rumah yang ada kost-kostannya.


    Arbi dan Petrus : “Selamat siang.”
    Wildan : “Selamat siang.”
    Petrus : “Pak, tadi kata salah satu warga disini Bapak menyewakan kost-kostan. Apakah benar,Pak?”
    Wildan : “Benar sekali anak muda.”
    Arbi : “Apakah masih ada kamar kosong untuk kita tempati,Pak?”
    Wildan : “Maaf, sudah penuh.”
    Petrus : “Bagaimana nih Bi? Kita sudah menelusuri tetapi belum dapat.”
    Arbi : “Sabar Sob. Masih ada hari esok.”
    Wildan : “Saya punya saran buat kalian, coba kalian cari di internet.”
    Petrus : “Wah, ide bagus Pak.”
    Arbi : “Terima kasih Pak.”
    Wildan : “Sama-sama Nak.”


    Ternyata rumah yang dikatakan oleh salah satu warga tersebut sudah penuh. Akhirnya dengan mencoba saran dari Bapak yang baru ditemuinya tadi, mereka mencari di internet.

    Petrus : “Wah Sob! Dapat nih.”
    Arbi : “Dapat apaan Sob?”
    Petrus : “Kost-kostan lah Sob.”
    Arbi : “Wah iya tuh. Sekamar berdua dan fasilitasnya juga oke. Yuk kita ke alamat tersebut.”
    Petrus : “Yuk.”

    Setelah mendapatkan alamat dari internet merekapun mencoba mendatangi alamat tersebut.


    Petrus : “Selamat sore Om.”
    Adit : “Enak saja kamu memanggil Saya dengan sebutan itu. Panggil saya pak,hahaha. Ga liat nih Saya punya uban.” (menunhukan rambunya yang putih-putih sudah ditumbuhi uban)
    Arbi : “Ubanan kakek-kakek kali.”
    Adit : “Hei, kamu! Saya dengar kamu. Panggil saja bapak, walaupun ubanan gini tapi muka tetap oke kan.”
    Petrus : “Iyalah Pak, terserah. Kedatangan kita disin hanya ingin menanyakan alamat.”
    Arbi : “Apakah Bapak tahu alamat ini?” (menunjukan sebuah kertas yang berisi alamat)
    Adit : “Oh, ini Saya tahu. Adik tinggal belok kanan, lurus, pertigaan belok kiri, lurus terus, liat aja kiri dan kanan, adik tinggal mencari nomor rumahnya.”
    Petrus : “Ah ribet.”
    Arbi : “Bagaimana kalau Bapak mengantarkan kita?”
    Adit : “Pengen banget atau pengen aja nih? Bercanda kok, mari saya tunjukkan.”
    Petrus : “Wah Bapak berhati mulia sekali.”


    Sesampainya dimah yang dituju.


    Adit : “Permisi, Bu Vani.”
    Vania : “Eh Opa Adit. Kenapa Opa?”
    Adit : “Ini ada dua anak muda sedang mencari kost-kostan,katanya melihat iklan tempat Ibu di internet.”
    Vania : “Oh, kalau begitu silahkan masuk.”
    Adit : “Sudah ya Bu, Saya pulang.”
    Vania : “Oh iya. Terima kasih Opa.”
    Arbi dan Petrus : “Dadah Opa, eh maksudnya Bapak.”


    Setelah Bapak Adit mengantar Arbi dan Petrus, ia pun pulang. Ibu Vania memperliahatkan kamar yang telah disediakan.


    Vania : “Nah, ini kamarnya. Satu kamar boleh untuk dua orang.”
    Arbi : “Wah boleh dua orang nih Bu, jadi bisa patungan gitu dong Bu?”
    Vania : “Iya.”
    Petrus : “Wah sepertinya Saya tertarik. Bagaimana denganmu, Bi?”
    Arbi : “Aku juga,Pet.”
    Vania : “Beginilah kost-kostan yang saya punya.”
    Petrus : “Berapa Bu harga perbulannya?”
    Vania : “Disini bayarnya tahunan, Dik.”
    Arbi : “Berapa setahunnya, Bu?”
    Vania : “Rp7.500.000 per tahun.”
    Petrus : “Wah Bu, nego dong. Biasa bu kantong mahasiswa.”
    Arbi : “Iya Bu, nego dong Bu.”
    Vania : “Ya, boleh. Berapa?”
    Arbi : “Rp6.500.000 bagaimana Bu?”
    Petrus : “Yah jangan Bi, jauh banget.”
    Vania : “Yah Saya bisa rugi kalau segitu.”
    Petrus : “Bagaimana kalau Rp6.200.000.”
    Arbi : “Ye, Pet… gini Bu, bulanan saja dong Bu. Kita belum ada kalau buat tahunan. Ya gak, Pet?”
    Petrus : “Iya Bu. Tolong banget, ngga kasihan melihat tampang kita begini?”
    Vania : “Yasudah. Rp650.000 per bulan ya.”
    Petrus : “Wah setuju Bu. Terima kasih ya Bu.”
    Arbi : “Terima Kasih bu. Ini uangnya.”
    Vania : “Oke. Saya terima uangnya. Sebelumnya isi dulu formulir biodata ini.”
    Petrus : “Ini Bu, sudah kita isi.”
    Vania : “Oiya, Petrus dan Arbi ini kunci kamarnya. Semoga kalian betah disini.”
    Petrus daan Arbi : “Terima kasih Bu.”


    Setelah bernegosiasi dengan ibu kostnya Arbi dan Petrus pun menempati kamar tersebut dengan senang hati. :)

Pertanyaan Lainnya